Pages


Selasa, 19 Februari 2013

Peran Guru BK Dalam Pembentukan Karakter



Peran guru Bimbingan Kaunseling (BK) sangat penting dalam melakukan pembentukan karakter pada siswa, setidaknya, merekalah yang jauh lebih bisa memahami siswa lebih dari guru-guru yang lainnya, dan mampu melakukan pendekatan lebih ke arah emosional dan psikologi.
Menurut Klausmeir (1985), ada tiga model belajar dalam rangka pembentukan sikap. Yaitu: pertama, mengamati dan meniru; kedua, menerima penguatan, peringatan dapat berupa ganjaran (penguatan positif) dan penguatan hukuman (penguatan negatif).

Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam:

  • Olah Hati (Spiritual and emotional development)
  • Olah Pikir (intellectual development)
  • Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development)
  • Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development) 


Dalam membentuk karakter khususnya bagi remaja yang masih dalam fase labil dan belum bisa memaknai atau melihat hidup dalam sudut pandang berbeda masih dibutuhkan bimbingan dan penyuluhan, meski peran orang tua sangat penting dalam hal ini, namun apabila mereka memasuki area sekolah, dan telah luput dari pandangan orang tua, maka guru akan mengambil peran ini sekaligus menempatkan diri sebagai orang tua kedua mereka.

Tugas guru BK
1. Setiap guru pembimbing diberi tugas bimbingan dan konseling sekurang-kurangnya terhadap 150 siswa.
2. Bagi sekolah yang tidak memiliki guru pembimbing yang berlatar bimbingan dan konseling, maka guru yang telah mengikuti penataran bimbingan dan konseling sekurang-kurangnya 180 jam dapat diberi tugas sebagai guru pembimbing. Penugasan ini bersifat sementara sampai guru yang ditugasi itu mecapai taraf kemampuan bimbingan dan konseling sekurang-kurangnya setara D3 atau di sekolah tersebut telah ada guru pembimbing yang berlatar belakang minimal D3 bidang bimbingan dan konseling.
3. Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dapat diselenggarakan di dalam atau di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling di luar sekolah sebanyak-banyaknya 50% dari keseluruhan kegiatan bimbingan untuk seluruh siswa di sekolah itu, atas persetujuan kepala sekolah (Prayitno, 2001: 11).



Guru BK mempunyai peran yang sangat besar di dalam penanganan ketidak patuhan siswa. Diantara peran guru BK tersebut diantaranya adalah pemahaman, pencegahan, pengentasan, serta penanganan dan pencegahan.

Pemahaman, guru BK berusaha untuk memahami siswa berkaitan dengan perilaku, kenapa, mengapa, termasuk juga bagaimana untuk bisa mengerti latar belakang dari tindakan siswa.


a. Bimbingan
Mengenai pengertian bimbingan ini Bimo walgito mengemukakan sebagai berikut :
Bimbingan adalah merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan dalam hidupnya mencapai kesejahteraan. (Walgito, 1989:4)

Sejalan dengan pengertian di atas H. Koestuer Partowisastro mengemukakan pendapat :
Bimbingan adalah bantuan yang diberikkan kepada seseorang agar memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki, mengenal dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalannya sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa tergantung orang lain. (Partowisastro, 1984:12)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan bimbingan adalah suatu usaha bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dan pengalaman dalam memberikan bantuan atau pertolongan kepada individu tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, mengenal dirinya dan dapat bertanggung jawab.

b. Penyuluhan
Penyuluhan menurut Bimo Walgito adalah :
Penyuluhan adalah bantuan yang diberikan individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan langsung berhadapan muka, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. (Walgito, 1989:5)


Referensi :
Partowisastro, Koestoer. 1984. Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar, Jakarta: Erlangga.Walgito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogkayarta: Andi Offset. 
Prayitno & Erman Amti, 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno. 2001. Buku Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Padang: P4T IKIP Padang.

www.majalahpendidikan.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

Pengikut