Sejak masuknya Islam ke
Nusantara, bangsa Indonesia mulai menganal dan menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa agama. Sebagai bahasa Agama, bahasa Arab telah lama memainkan peranan
penting dalam pembentukan karakter bangsa yang religius. Bahasa Arab juga merupakan
salah satu khazanah peradaban dunia klasik dan bahasa asing tertua yang
dikenal.
Dari realita tersebut, bahasa Arab mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pendidikan dan pengembangan sikap religius peserta didik maupun masyarakat pada umumnya.
Dari realita tersebut, bahasa Arab mempunyai peran yang sangat besar dalam proses pendidikan dan pengembangan sikap religius peserta didik maupun masyarakat pada umumnya.
Dalam konteks bahasa Arab,
perkembangan sosial budaya yang terjadi di negara-negara Arab pun akan
berdampak pada bangsa lain, baik positif maupun negatif. Atas dasar itu,
pemahaman bahasa dan budaya Arab, bagi bangsa Indonesia menjadi sangat penting
dalam merespon perkembangan yang terjadi, baik di bidang ekonomi, politik,
maupun agama.
Bahasa Arab sendiri merupakan salah satu rumpun besar bahasa
Semit. Yang pertama memberi nama ini adalah seorang orientalis bernama Schlozer
yang mengambil dari tabel pembagian bangsa-bangsa di dunia yang terdapat di
dalam Perjanjian Lama. Tabel ini menggambarkan bahwa setelah terjadinya banjir
nabi Nuh semua bangsa di dunia berasal dari tiga orang putera nabi Nuh yaitu
Syam, Ham, dan Yafis.
Bahasa Indonesia (termasuk Melayu) menyerap sangat banyak
bahasa Arab ke dalam perbendaharaannya. Begitu banyak kata yang sumbernya dari
bahasa Arab, bahkan bisa dikatakan bahwa unsur serapan dari bahasa arab
termasuk paling dominan dalam bahasa Indonesia.Sejarah perkembangan bahasa Melayu
pada jaman sebelum kemerdekaan misalnya dapat dijadikan contoh. Awalnya, bahasa
Melayu hanya dikuasai oleh kelompok masyarakat Melayu sendiri. Oleh karena
bahasa Melayu digunakan terus-menerus oleh mereka dalam kegiatan perdagangan
pada waktu itu, maka secara perlahan-lahan orang-orang yang turut terlibat
dalam kegiatan itu dapat memahami dan akhirnya menguasai bahasa Malayu. Bahasa
Melayu kemudian tidak hanya menjadi milik etnis Melayu, tetapi hampir seluruh
nusantara telah menguasainya. Oleh karena itu, mempelajari dan menguasai
bahasa menjadi keperluan setiap muslim. Baginya, bahasa Arab perlu untuk
membentuk pribadi sebagai muslim dan meningkatkan kualitas keimanan dan
pemahaman terhadap ajaran agama, dan sebagai lat interaksi dengan dunia international.
Bahasa Arab tidak perlu dipandang
sebagai bahasa budaya, etnis, kawasan, maupun negara tertentu
saja. Itu ditandai dengan banyaknya tokoh Ilmuwan terkenal yang berasal dari
bukan kawasan Arab, semisal Al-Gazali, Al-Biruni, Ibnu Sina, Al-Razi, Al-Kindi,
dsb., namun menguasai bahasa Arab sebagai bagian dari studi keilmuwan yang
mereka tekuni.
Secara politis-internasional, bahasa Arab kini sudah diakui sebagai bahasa
internasional dan digunakan juga sebagai salah satu bahasa diplomasi resmi di
forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Beberapa negara non-Arab di dunia,
seperti Malaysia, bahkan sudah mengakui bahasa Arab di negaranya dan
memberikan apresiasi berupa adanya tulisan-tulisan berbahasa Arab di
tempat-tempat umum. Dalam hal perkembangan situasi ekonomi global, bahasa Arab
mengambil tempat dan peran yang sangat penting. Itu ditunjukkan dengan semakin
pentingnya kawasan Timur Tengah, yang notabene mayoritas masyarakatnya
berbahasa Arab, sebagai pusat sumber daya energi dan mineral dunia. Berbagai
kalangan di dunia yang berkepentingan dan ingin membuka jalur komunikasi dengan
negara-negara Timur Tengah, harus berpikir dan mengambil sikap bahwa mereka
sangat membutuhkan penguasaan bahasa Arab, sebagai pintu masuk komunikasi antar
budaya yang kemudian membuka jalan bagi hubungan ekonomi, politik, sosial dan
sebagainya.
Sumber refrensi :
http://goo.gl/QJY06
http://goo.gl/yRsJm
0 komentar:
Posting Komentar